Kisah Raja Shahryar dan Raja Shah Zaman
Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang cukup dihormati dengan kekuasaan wilayah yang cukup besar. Dia adalah salah satu raja terbesar dari keturunan raja-raja Banu Sásán, yang menguasai wilayah mulai dari dataran India dan China sekarang ini.Raja tersebut sangat dicintai oleh rakyatnya. Karena sifat adil, bijaksana, serta melindungi kaum yang lemah. Dia juga salah satu kesatria yang cukup tangguh di medan perang, hingga membuat gentar para musuh-musuhnya.
Beliau hanya memiliki dua orang putera, yang keduanya sama-sama mewarisi kebijaksanaan dan kekuatan ayahnya. Meski bisa dibilang putera yang lebih tua lebih ahli dan berani dalam menunggangi kuda, sehingga membuat gentar setiap musuh di medan peperangan. Sehingga ketika sang Raja telah wafat, maka putera yang lebih tua menggantikan ayahnya untuk menduduki tahta dan memerintah dengan adil. Sehingga diapun dicintai oleh rakyat di ibu kota dan kerajaanya serta disegani oleh para musuhnya. Nama dari anak tertua tersebut adalah Raja Shahryar, sedangkan adiknya bernama Shah Zamán dia jadikan Raja di kerajaan Samarcand, di tanah Barbarian.
Keduanya memutuskan untuk tinggal terpisah dan memerintah kerajaan mereka masing-masin. Dan kedua raja tersebut memerintah negeri mereka dengan adil dan juga bijaksana. Sehingga negeri yang mereka pimpin mencapai kesejahteraan dan rakyat hidup dengan damai dan tentram dalam kemakmuran selama bertahun-tahun. Hingga pada suatu hari, sang kakak yaitu Raja Shahryar, merasa rindu pada adik semata wayangnya. Sehingga dia berfikir agar bisa bertemu dengan adiknya, Raja Shah Zaman.
Lalu, Raja Shahryar memanggil Wazir kerajaan untuk bertanya apa yang sebaiknya dilakukan untuk bisa bertemu dengan adiknya itu. Sebenarnya Raja Syahriar ingin pergi mengunjungi adiknya, namun wazir melarangnya. Wazir mengusulkan, sebaiknya sang raja menulis surat undangan serta mengirim hadiah-hadiah terbaik kepada Raja Shah Zaman bersama para utusan, surat yang berisi undangan agar Raja Shah Zaman sudi hadir ke kerajaan Raja Shahryar. Karena Raja Shahryar adalah seorang kakak dan lebih tua dibanding Raja Shah Zaman, maka sepantasnya yang lebih muda mengunjungi yang lebih tua, bukan sebaliknya, begitu menurut pendapat wazir. Dan usul itu diterima oleh sang raja.
Akhirnya, sang raja menulis surat undangan untuk adik tercintanya. Yang berisi keriduanya untuk bertemu dan berharap sang adik sudi datang untuk berkunjung. Dia lalu memerintahkan sang Wazir sebagai utusan untuk membawa surat tersebut. Sang raja juga mempersiapkan hadiah-hadiah terbaik yang akan diserahkan sebagai hadiah kepada adiknya, bahkan membutuhkan waktu 3 hari penuh untuk menyiapkan dan mengumpulkan hadiah-hadiah tersebut. Lalu pada hari ke 4, Wazir memulai perjalananya menuju kerajaan Samarcand, bersama dengan para pengawal serta para budak yang membawa hadiah-hadiah tersebut. Barisan berjalan cukup panjang seperti barisan semut yang berbaris rapi. Suatu pemandangan yang menakjubkan dengan berbagai hadiah yang terbuat dari emas dan permata berharga berbaris cukup panjang dari dalam hingga keluar ibu kota.
Jarak antara kerajaan Shahryar dan kerajaan Shah Zaman cukup jauh. Rombongan wazir harus menempuh perjalanan berbulan-bulan lamanya. Melewati safana, lembah, dan juga padang pasir, suatu perjalanan yang cukup berat. Disetiap kota yang mereka temui, mereka akan istirahat selama tiga hari. Rombongan utusan raja ini biasanya akan disambut oleh penguasa setempat dengan berbagai arak-arakan dan pawai. Dan pesta selama tiga hari penuh sebagai penghormatan dan sambutan. Lalu pada hari ke empat, rombongan akan melanjutkan perjalanan. Begitu seterusnya. Mereka akan singgah disetiap kota yang mereka temui demi menghargai dan menghormati penguasa kota yang menyambut mereka sebagai tamu.
Hingga beberapa bulan kemudian, mereka hampir tiba di kerajaan Raja Shah Zaman. Sang Wazir segera menemui pejabat setempat untuk mengabarkan pada Raja Shah Zaman tentang kedatangan mereka. Lalu pejabat itu menghadap kepada sang Raja dan mengabarkan tentang datangnya utusan dari kerajaan Raja Shahryar, kakaknya. Mendengar kabar itu, Raja Shah Zaman begitu senang. Dia langsung memerintahkan menterinya untuk menyiapkan sambutan dan pawai yang megah. Lalu memerintahkan para budak serta pelayan-pelayan yang cukup cantik untuk menyambut rombongan itu yang jaraknya sekitar perjalanan sehari semalam. Sehingga rombongan pawai sambutan dari Raja Shah Zaman yang bergabung dengan utusan Raja Shahryar, terlihat semakin panjang dan megah. Para rakyat yang melihat pemandangan tersebut menjadi begitu kagum dan dibuat takjub.
Setelah sampai dihadapan Raja Shah Zaman, Wazir disambut oleh raja dengan suka cita. Memeluknya dan menempatkanya duduk disampng singgasananya. Sebagai penghormatan kepada utusan yang dikirim oleh kakak tercintanya yang sudah lama tidak bertemu. Lalu Wazir menyampaikan salam untuk kesehatan dan kesejahteraan sang raja sambil memberikan surat undangan yang ditulis oleh Raja Shahryar.
Membaca surat yang dikirim oleh kakaknya, membuat hati Raja Shah Zaman begitu bahagia. Karena dia juga sangat rindu untuk bertemu dengan saudara satu-satunya tersebut. Lalu setelah itu, sang Raja memerintahkan pada para pejabat dan pengawal untuk mengumpulkan hadiah terbaik yang akan dia bawa berkunjung menemui kakaknya. Dia bahkan mengajak sepertiga pengawal dan pejabat istana bersamanya. Namun sebagaimana adat di zaman itu, mereka belum akan berangkat sebelum menjamu para tamunya selama tiga hari. Maka pesta yang begitu meriah dilaksanakan selama tiga hari tiga malam. Bebagai makanan lezat dan juga minuman tersedia untuk menjamu setiap orang yang datang. Bukan hanya dari golonan bangsawan, bahkan rakyat jelata juga dipersilahka untuk ikut serta dalam jamuan itu.
Pada hari keempat, rombongan raja Shah Zaman mulai berangkat untuk meakukan perjalanan. Barisan pawai yang membawa berbagai hadiah berharga terlihat memanjang dari dalam hingga luar ibu kota. Setelah perjalanan menempuh tiga hari lamanya, mereka beristirahat dan mendirikan tenda. Namun ternyata raja Shah Zaman melupakan sesuatu di istananya. Dia lupa membawa sekotak perhiasan dan permata terbaik yang sudah dia siapkan sebagai hadiah untuk kakaknya, sehingga dia memutuskan untuk pulang kembali ke istana mengambil hadiah tersebut.
Namun sebuah kejadian tidak terduga dia temui di istana. Saat dia memasuki kamarnya untuk mengambil hadiah, dia melihat isterinya tengah tidur berpelukan dengan budak kulit hitam di tempat tidur mereka. Dengan amarah yang meluap, raja Shah Zaman mengambil pedangnya dan langsung menghukum mati keduanya. Tanpa ada orang yang tahu, raja Shah Zaman lalu keluar dari istana dengan membawa sekotak permata yang menjadi tujuanya. Namun fikiran dan hatinya yang hancur, membuat raja Shah Zaman mengalami penderitaan batin. Tak henti-hentinya dia memikirkan penghianatan istri yang dicintainya. Kesedihan dan luka hatinya dia pendam sendiri, tanpa ada satupun yang tahu.
Karena beban fikiran dan kesedihan yang begitu berat, membuat raja Shah Zaman mejadi hilang nafsu makan, dan membuatnya tak nyenyak tidur. Dengan kondisi perjalanan yang cukup jauh, lambat laun kesehatan raja Shah Zaman menjadi menurun. Tubuhnya yang dulu kekar kini semakin kurus. Wajahnya yang dulu bersinar penuh wibawa dan ketampanan kini terlihat sayu dengan tulang pipi yang terlihat menonjol. Kulitnya yang dulu merah dan kencang, kini berubah pucat dan kusut. Semakin hari kesehatan raja Shah Zaman semakin memburuk. Hingga akhirnya dia tiba di kerajaan raja Shahryar.
Mereka disambut dengan meriah dan pawai yang megah. Pesta pora dilaksanakan di istana sebagai sambutan dan penghormatan untuk saudaranya tercinta. Namun raja Shahryayr begitu kaget melihat keadaan saudaranya yang memperihatinkan. Dia lalu mengumpulkan tabib-tabib terbaik istana untuk memeriksa dan membuat obat untuk merawat adik tercintanya itu. Tapi tak ada satupun yang berhasil. Karena yang di derita raja Shah Zaman bukanlah penyakit fisik, namun beban batin yang terlalu berat yang dia simpan dengan rapat. Dan dia tak pernah menceritakan kesedihan yang dia alami pada siapapun, bahkan pada kakaknya sendiri meski telah dipaksa untuk bercerita.
Hingga pada suatu hari, raja Shahryar mencoba mengajak raja Shah Zaman untuk berburu. Raja Shahryar sangat suka berburu. Dia berharap dengan mengajak raja Shah Zaman berburu bersamanya, itu bisa menghibur kesedihan adiknya tersebut. Namun dengan halus raja Shah Zaman menolak. Dia beralasan ingin beristirahat dan menangkan diri di istana. Dan karena alasan itu, raja Shahryar tidak bisa memaksa. Akhirnya raja Shahryar berangkat berburu dengan rombonganya. Biasanya mereka akan mendirikan tenda di hutan dan berkemah selama sepuluh hari sebelum kembali pulang ke istana.
Setelah raja Shahryar pergi berburu, raja Shah Zaman berjalan-jalan mengelilingi istana. Berharap dengan melihat pemandangan di sekitar istana, dia akan sedikit terhibur. Namun sebuah kejadian tak terduga dia temui. Dari kejauhan, dia melihat adik iparnya, yaitu sang permaisuri, tengah asik berduaan dengan seorang budak kulit putih di kolam air mancur yang berada di taman istana. Disitu juga ada beberapa budak dan juga para selir yang melakukan hal yang sama. Dari kejauhan, dari tempat yang tersembunyi, raja Shah Zaman menyaksikan perbuatan para selir dan permaisuri itu dengan hati yang sedih dan pilu. "Ternyata.. musibah yang menimpaku belum seberapa jika dibandingkan dengan musibah yang menimpa kakak ku. Padahal dia adalah raja yang lebih bijak dan lebih adil dari pada aku. Dan diapun dikhianati oleh isteri yang dia percaya dan dia cintai".
Setelah melihat kejadian itu, raja Shah Zaman memutuskan untuk melupakan semua kesedihanya. nafsu makanya kembali lahap, tidurnya kembali nyenyak. Dan dalam waktu singkat, kesehatanya pulih dengan cepat.Hingga ketika pada hari ke sepuluh ketika raja Shahryar tiba, dia merasa kaget dan juga gembira. Karena melihat adik yang dia sayangi telah pulih kesehatanya. Hingga dia penasaran, apa yang membuat adiknya itu bisa sehat begitu cepat. Raja Shah Zaman sedikit ragu untuk bercerita, namun raja Shahryar terus memaksa. Dan akhirnya raja Shah Zaman memulai cerinya. " Aku berharap setelah kau mendengar cerita ku ini, kau tidak akan meluapkan amarah mu. Dan lakukan semua sesuai hukum Allah". Kata raja Shah Zaman sebelum memulai ceritanya.
Lalu, raja Shah Zaman menceritakan semua yang dia lihat selama raja Shahryar pergi berburu, mulai dari awal hingga akhir tak ada satupun yang dia sembunyikan. Dia juga menceritakan semua kisahnya, dan alasan apa saja yang menjadikan dia sakit selama ini. Kemudian raja Shah Zaman berkata " Melihat kejadian tersebut akupun sadar, bahwa musibah yang menimpaku tidak sebesar musibah yang menimpa mu wahai saudara ku. Sehingga aku bersyukur dan melupakan semua kesedihan ku. Hal itu membuat aku bisa kembali makan dengan lahap, tidur dengan nyenyak, dan akhirnya kesehatan ku kembali pulih dengan cepat". Kata raja Shah Zaman mengakhiri ceritanya.
Mendengar cerita saudaranya tersebut, membuat raja Shahryar begitu murka pada perbuatan istri dan juga selir-selirnya, namun dia juga bersedih mendengar cerita dan nasib yang menimpa saudaranya selama ini. Beban yang begitu berat sudah dia pikul hingga merenggut kesehatanya. Namun raja Shahryar sudah berjanji untuk menahan amarahnya, dan dia ingin membuktikan cerita saudaranya tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Maka kedua raja tersebut membuat sebuah siasat. Mereka berdua merencanakan dan mengumumkan untuk kembali pergi berburu selama sepuluh hari. Mereka berangkat di pagi hari den mendirikan kemah dipinggir hutan.
Pada malam harinya, raja Shahryar memanggil Wazir. Dia memerintahkan Wazir untuk menggantikanya sementara di kemah dengan alasan dia ingin melakukan perjalanan berdua dengan saudaranya tanpa pengawalan. Lalu kedua raja itu menyamar sebagai orang biasa, lalu kembali ke istana. Mereka bersembunyi di sudut istana yang tidak ada seorangpun yang tahu. Dan akhirnya, raja Shahryar melihat apa yang dilakukan istrinya dan selir-selirnya sama seperti yang diceritakan saudaranya. Akhirnya, kesabaranya sudah habis. Kesediha, derita, kemarahan, dan luka batin yang cukup dalam menumpuk jadi satu dalam dadanya.
Akhirnya, dia memanggil para pengawal dan memerintahkan mereka untuk menangkap para budak, selir, dan juga istri yang selama ini dia cintai. Mereka di adili. Dan sesuai hukum Allah, mereka di hukum mati dengan cara dirajam sebagai seorang pezina. Setelah kejadian tersebut, kedua raja itu merasa telah mengalami nasib yang sama. Khirnya, raja Shah Zaman memutuskan untuk kembali pulang ke negerinya. Karena sudah terlalu lama dia meninggalkan negeri yang membutuhkanya. "Mungkin..memang tak ada wanita yang setia di dunia ini wahai saudara ku. Karena wanita hanya bisa meninggalkan luka dan penghianatan. Dan mungkin sendiri akan lebih baik hingga ajal menjemput kita, sembari menjaga negeri kita dan memerintah dengan adil sesuai hukum Allah". Kata raja Shah Zaman sebelum dia pulang ke negerinya.
Pada hari keempat, rombongan raja Shah Zaman mulai berangkat untuk meakukan perjalanan. Barisan pawai yang membawa berbagai hadiah berharga terlihat memanjang dari dalam hingga luar ibu kota. Setelah perjalanan menempuh tiga hari lamanya, mereka beristirahat dan mendirikan tenda. Namun ternyata raja Shah Zaman melupakan sesuatu di istananya. Dia lupa membawa sekotak perhiasan dan permata terbaik yang sudah dia siapkan sebagai hadiah untuk kakaknya, sehingga dia memutuskan untuk pulang kembali ke istana mengambil hadiah tersebut.
Namun sebuah kejadian tidak terduga dia temui di istana. Saat dia memasuki kamarnya untuk mengambil hadiah, dia melihat isterinya tengah tidur berpelukan dengan budak kulit hitam di tempat tidur mereka. Dengan amarah yang meluap, raja Shah Zaman mengambil pedangnya dan langsung menghukum mati keduanya. Tanpa ada orang yang tahu, raja Shah Zaman lalu keluar dari istana dengan membawa sekotak permata yang menjadi tujuanya. Namun fikiran dan hatinya yang hancur, membuat raja Shah Zaman mengalami penderitaan batin. Tak henti-hentinya dia memikirkan penghianatan istri yang dicintainya. Kesedihan dan luka hatinya dia pendam sendiri, tanpa ada satupun yang tahu.
Karena beban fikiran dan kesedihan yang begitu berat, membuat raja Shah Zaman mejadi hilang nafsu makan, dan membuatnya tak nyenyak tidur. Dengan kondisi perjalanan yang cukup jauh, lambat laun kesehatan raja Shah Zaman menjadi menurun. Tubuhnya yang dulu kekar kini semakin kurus. Wajahnya yang dulu bersinar penuh wibawa dan ketampanan kini terlihat sayu dengan tulang pipi yang terlihat menonjol. Kulitnya yang dulu merah dan kencang, kini berubah pucat dan kusut. Semakin hari kesehatan raja Shah Zaman semakin memburuk. Hingga akhirnya dia tiba di kerajaan raja Shahryar.
Mereka disambut dengan meriah dan pawai yang megah. Pesta pora dilaksanakan di istana sebagai sambutan dan penghormatan untuk saudaranya tercinta. Namun raja Shahryayr begitu kaget melihat keadaan saudaranya yang memperihatinkan. Dia lalu mengumpulkan tabib-tabib terbaik istana untuk memeriksa dan membuat obat untuk merawat adik tercintanya itu. Tapi tak ada satupun yang berhasil. Karena yang di derita raja Shah Zaman bukanlah penyakit fisik, namun beban batin yang terlalu berat yang dia simpan dengan rapat. Dan dia tak pernah menceritakan kesedihan yang dia alami pada siapapun, bahkan pada kakaknya sendiri meski telah dipaksa untuk bercerita.
Hingga pada suatu hari, raja Shahryar mencoba mengajak raja Shah Zaman untuk berburu. Raja Shahryar sangat suka berburu. Dia berharap dengan mengajak raja Shah Zaman berburu bersamanya, itu bisa menghibur kesedihan adiknya tersebut. Namun dengan halus raja Shah Zaman menolak. Dia beralasan ingin beristirahat dan menangkan diri di istana. Dan karena alasan itu, raja Shahryar tidak bisa memaksa. Akhirnya raja Shahryar berangkat berburu dengan rombonganya. Biasanya mereka akan mendirikan tenda di hutan dan berkemah selama sepuluh hari sebelum kembali pulang ke istana.
Setelah raja Shahryar pergi berburu, raja Shah Zaman berjalan-jalan mengelilingi istana. Berharap dengan melihat pemandangan di sekitar istana, dia akan sedikit terhibur. Namun sebuah kejadian tak terduga dia temui. Dari kejauhan, dia melihat adik iparnya, yaitu sang permaisuri, tengah asik berduaan dengan seorang budak kulit putih di kolam air mancur yang berada di taman istana. Disitu juga ada beberapa budak dan juga para selir yang melakukan hal yang sama. Dari kejauhan, dari tempat yang tersembunyi, raja Shah Zaman menyaksikan perbuatan para selir dan permaisuri itu dengan hati yang sedih dan pilu. "Ternyata.. musibah yang menimpaku belum seberapa jika dibandingkan dengan musibah yang menimpa kakak ku. Padahal dia adalah raja yang lebih bijak dan lebih adil dari pada aku. Dan diapun dikhianati oleh isteri yang dia percaya dan dia cintai".
Setelah melihat kejadian itu, raja Shah Zaman memutuskan untuk melupakan semua kesedihanya. nafsu makanya kembali lahap, tidurnya kembali nyenyak. Dan dalam waktu singkat, kesehatanya pulih dengan cepat.Hingga ketika pada hari ke sepuluh ketika raja Shahryar tiba, dia merasa kaget dan juga gembira. Karena melihat adik yang dia sayangi telah pulih kesehatanya. Hingga dia penasaran, apa yang membuat adiknya itu bisa sehat begitu cepat. Raja Shah Zaman sedikit ragu untuk bercerita, namun raja Shahryar terus memaksa. Dan akhirnya raja Shah Zaman memulai cerinya. " Aku berharap setelah kau mendengar cerita ku ini, kau tidak akan meluapkan amarah mu. Dan lakukan semua sesuai hukum Allah". Kata raja Shah Zaman sebelum memulai ceritanya.
Lalu, raja Shah Zaman menceritakan semua yang dia lihat selama raja Shahryar pergi berburu, mulai dari awal hingga akhir tak ada satupun yang dia sembunyikan. Dia juga menceritakan semua kisahnya, dan alasan apa saja yang menjadikan dia sakit selama ini. Kemudian raja Shah Zaman berkata " Melihat kejadian tersebut akupun sadar, bahwa musibah yang menimpaku tidak sebesar musibah yang menimpa mu wahai saudara ku. Sehingga aku bersyukur dan melupakan semua kesedihan ku. Hal itu membuat aku bisa kembali makan dengan lahap, tidur dengan nyenyak, dan akhirnya kesehatan ku kembali pulih dengan cepat". Kata raja Shah Zaman mengakhiri ceritanya.
Mendengar cerita saudaranya tersebut, membuat raja Shahryar begitu murka pada perbuatan istri dan juga selir-selirnya, namun dia juga bersedih mendengar cerita dan nasib yang menimpa saudaranya selama ini. Beban yang begitu berat sudah dia pikul hingga merenggut kesehatanya. Namun raja Shahryar sudah berjanji untuk menahan amarahnya, dan dia ingin membuktikan cerita saudaranya tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Maka kedua raja tersebut membuat sebuah siasat. Mereka berdua merencanakan dan mengumumkan untuk kembali pergi berburu selama sepuluh hari. Mereka berangkat di pagi hari den mendirikan kemah dipinggir hutan.
Pada malam harinya, raja Shahryar memanggil Wazir. Dia memerintahkan Wazir untuk menggantikanya sementara di kemah dengan alasan dia ingin melakukan perjalanan berdua dengan saudaranya tanpa pengawalan. Lalu kedua raja itu menyamar sebagai orang biasa, lalu kembali ke istana. Mereka bersembunyi di sudut istana yang tidak ada seorangpun yang tahu. Dan akhirnya, raja Shahryar melihat apa yang dilakukan istrinya dan selir-selirnya sama seperti yang diceritakan saudaranya. Akhirnya, kesabaranya sudah habis. Kesediha, derita, kemarahan, dan luka batin yang cukup dalam menumpuk jadi satu dalam dadanya.
Akhirnya, dia memanggil para pengawal dan memerintahkan mereka untuk menangkap para budak, selir, dan juga istri yang selama ini dia cintai. Mereka di adili. Dan sesuai hukum Allah, mereka di hukum mati dengan cara dirajam sebagai seorang pezina. Setelah kejadian tersebut, kedua raja itu merasa telah mengalami nasib yang sama. Khirnya, raja Shah Zaman memutuskan untuk kembali pulang ke negerinya. Karena sudah terlalu lama dia meninggalkan negeri yang membutuhkanya. "Mungkin..memang tak ada wanita yang setia di dunia ini wahai saudara ku. Karena wanita hanya bisa meninggalkan luka dan penghianatan. Dan mungkin sendiri akan lebih baik hingga ajal menjemput kita, sembari menjaga negeri kita dan memerintah dengan adil sesuai hukum Allah". Kata raja Shah Zaman sebelum dia pulang ke negerinya.
Namun sepertinya, raja Shahryar memiliki pendapat lain. Luka hati dan penghianatan yang dia alami, membuatnya tidak lagi bisa percaya pada makhluk yang bernama wanita. Maka dia menganggap wanita itu tak ubahnya seperti alat. Tak butuh dicintai, dikasihi, atau bahkan diberi hati. Baginya, wanita setia di dunia itu tak mungkin ada. Sehingga pemikiran tersebut membuat raja Shahryar yang dulunya arif dan bijaksana kini memiliki watak yang keras. Dia memerintahkan wazir untuk membawakan seorang wanita cantik setiap harinya untuk dia nikahi. Namun setelah melewati malam pertama, maka pada pagi harinya sang raja akan menghkum mati wanita tersebut. Dan kejadian ini terus berlangsung hingga tiga tahun lamanya. Menebarkan terror dan ketakutan pada rakyanya. Banyak rakyat yang dulu mencintai dan memujinya, kini berbalik mengutuk dan mencacinya.
Mereka yang memiliki anak perempuan memutuskan untuk perg dari negeri itu, membawa anak mereka agar lolos dari mala petaka. Hingga lambat laun sudah sulit ditemukan gadis muda di negeri itu. Karena ketakuan yang terus mengintai membuat para orang tua membawa lari anak mereka dan berpindah ke negeri lain. Kekejaman dan tirani ini terus berlanjut tiga tahun lamanya. Dan menjadi awal mula dimana cerita 1001 malam akan membuka awal kisahnya. Ketika Raja Shahryar bertemu dengan wanita cerdas yang bernama Shahrazad. Dan itulah awal mula sebuah petualangan ke negri penuh sihir, keajaiban, dan hewan-hewan mistik.
Mereka yang memiliki anak perempuan memutuskan untuk perg dari negeri itu, membawa anak mereka agar lolos dari mala petaka. Hingga lambat laun sudah sulit ditemukan gadis muda di negeri itu. Karena ketakuan yang terus mengintai membuat para orang tua membawa lari anak mereka dan berpindah ke negeri lain. Kekejaman dan tirani ini terus berlanjut tiga tahun lamanya. Dan menjadi awal mula dimana cerita 1001 malam akan membuka awal kisahnya. Ketika Raja Shahryar bertemu dengan wanita cerdas yang bernama Shahrazad. Dan itulah awal mula sebuah petualangan ke negri penuh sihir, keajaiban, dan hewan-hewan mistik.
Pernulis: Muhammad Rifai
Like FP Dongeng Terbaru: https://facebook.com/dogeng.terbaru
0 Comments