Saat ini adalah akhir dari musim penghujan, yang berarti sebentar lagi akan memasuki musim kemarau. Untuk beberapa hewan, masa ini adalah masa dimana mereka harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan makanan. Karena jika musim kemaru tiba, makanan akan sangat sulit di dapat. Si kancil berjalan menyusuri hutan. Menyapa siapa saja yang ditemuinya. Ada koloni semut yang tengah sibuk bergotong royong mengumpulkan makanan, burung-burung yang sibuk mengumpulkan biji-bijian dan di simpan di sarang, atau si Tupai yang sibuk mengumpulkan kacang dan buah kenari. Semua terlihat sibuk dengan kepentinganya masing-masing. Sedangkan si Kancil hanya bisa melihat mereka dengan senyum bahagia. sungguh kehidupan yang indah penuh harmoni.
Namun tiba-tiba si Kancil di kagetkan oleh suara ribut. Sepertinya ada yang tengah bertikai disana. Si Kancil segera mencari dari mana arah suara itu, dan dia menemukan empat sekawan yang sepertinya sedang ada masalah di antara mereka. Mereka adalah empat tupai bersaudara, yaitu Kiki, Koko, Kuku, dan Kaka. Mereka sepertinya sedang bertikai karena suatu hal. Si kanci akhirnya mendekati mereka, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Hai kawan.. ada masalah apa disini..?". Tanya kancil.
Mendengar ada suara yang bertanya pada mereka, kontan mereka berhenti berdebat dan memalingkan perhatian mereka ke arah kancil.
"Oh.. rupanya kamu cil. Kami sedang mencari pencuri yang mencuri makanan yang kami kumpulkan. Tapi masalahnya, tidak ada yang tahu tempat kami menyimpan makanan kecuali kami sendiri. Sehingga kami yakin, pencuri itu adalah salah satu di antara kami". Jawab Kiki sebagai saudara tertua.
"Hmm.. jadi kalian berdebat untuk menentukan siapa yang mencuri makanan secara diam-diam? begitu..?". tanya kancil lagi.
"Iya.. benar demikian. Tapi tanpa adanya saksi dan bukti yang jelas, kami hanya bisa saling tuduh tanpa bisa tahu kepastianya. Sehingga yang terjadi malah kami saling debat karena tak ada yang mau disalahkan dan diangap sebagai pencuri, termasuk aku". Jawab Kiki lagi.
"Hmm.. jadi begitu ceritanya..? Cukup sulit dan rumit. apalagi tanpa adanya saksi dan bukti yang jelas. Beri aku waktu sebentar, aku akan coba mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini". Kata kancil.
Lalu kancil berjalan mondar mandir di sekitar tempat itu, sepertinya dia tangah mencari-cari sesuatu. Ibarat detektif yang sedang mencari bukti di tempat kejadian perkara. Matanya tajam menyusur ke segala arah, bahkan hingga detail terkecil. Dan beberapa saat kemudian, si Kancil terlihat tersenyum.
"Tunggu aku disini sebentar, aku ingin mengambil sesuatu". Kata kancil sambil berlalu meningalkan empat bersaudara itu dengan tatapan bingung.
Beberapa saat kemudian, si kancil kembali. Namun kali ini dia membawa sebuah kantong kecil, entah apa isinya. Kiki, Koko, Kuku, dan Kaka saling pandang. Mereka bertanya-tanya sebenarnya apa yang akan dilakukan si Kancil kali ini. Karena tak bisa menahan rasa penasaranya, akhirnya Kuku bertanya..
"Apa yang kau bawa itu cil..? Bagaimana cara mu membantu masalah kami dengan kantong itu?". tanya Kuku.
"Sabar.. bukan kantongnya yang akan kita gunakan. Tapi isi yang ada di dalam kantong ini yang akan bisa membantu masalah kita nanti. Isi yang ada di dalam kantong ini cukup spesial, dan hanya aku yang memilikinya. Bahkan si Harimau yang dikenal sebagai Raja Hutan, tak punya yang seperti ini". Kata Kancil sambil tersenyum.
Tentu saja tingkah laku si kancil itu membuat empat bersaudara itu semakin penasaran.
"Memang itu isinya apa Cil..? Apa begitu spesial?". Kali ini si Koko yang bertanya.
"Waaahhh.. kau tak tahu? Isi kantong ini sangat spesial.. karena ini kantong ini adalah hadiah dari Raja sulaiman khusus untuk ku". jawab Kancil dengan percaya diri.
"Benarkah..? Lalu apa kegunaanya..? Dan apa isi kantong itu..?". Kali ini si Kaka yang bertanya.
"Kantong ini berisi empat kacang ajaib, dan kacang ini sangat berguna untuk membantu masalah kalian. Nanti, kalian akan ku beri satu kacang ajaib untuk masing-masing dari kalian.Lalu makan kacng itu sebelum kalian tidur. Siapa saja yang ternyata mencuri makanan kalian, maka ketika bangun mereka akan terkena hukuman. Akan tumbuh pohon kacang dari atas kepalanya, sehingga sudah bisa ditebak siapa yang mencuri". Kata si kancil menjelaskan.
Setelah itu, si kancil membagi mereka masing-masing satu buah kacang, lalu si kancil pulang ke rumahnya.
Keesokan harinya, kancil kembali datang menemui mereka. Namun mereka malah terlihat semakin bingung, dan kembali terjadi cekcok diantara empat saudara itu.Si kancil sebenarnya sudah tahu mengapa empat bersaudara itu terlihat semakin bungung dan malah tambah ribut, karena dari empat bersaudara tersebut, tak ada satupun yang tumbuh kacang di kepalanya. Sehingga masalah terlihat semakin rumit.
"Sudah.. sudah.. tak usah saling menyalahkan lagi..Kalian tak usah bingung, nanti juga ketemu siap pencuri yang sebenarnya. Karena kalian sudah memakan kacang ajaib ku dan ternyata tidak terjadi apa-apa, berarti kalian semua bukan pencurinya. Tapi aku masih memiliki satu pertanyaan yang harus di jawab masing-masing dari kalian secara rahasia. Hanya antara aku dan yang bersangkutan saja. Jadi nanti tiap masing-masing dari kalian akan ku panggil, dan ku beri satu pertanyaan. Jawab saja dengan jujur dan yakin. Sedangkan yang belum ku panggil, silahkan berkumpul dan menunggu giliranya'. Kata kancil menjelaskan.
Empat bersaudara itu akhirnya mengikuti kemauan kancil. Setiap dari mereka dipanggil dan diberi satu pertanyaan, hingga semua selesai. Setelah itu, si kancil mendatangi mereka yang sudah berkumpul.
"Sekarang aku tahu siapa pencurinya..". Kata kancil tiba-tiba.
Kontan saja hal tersebut membuat emapt bersaudara itu kaget, karena dari segi manapun, tak ada bukti bahwa pencurinya adalah salah satu dari mereka.
"Yang mencuri makanan kalian, adalah si Kuku, dan itu sudah pasti". kata kancil dengan yakin.
Tentu saja si Kuku yang mendengar tuduhan tersebut merasa tidak terima, karena si kancil tidak memiliki bukti apapun dan hanya asal tuduh saja tanpa alasan.
Namun hal tersebut di tanggapi si kancil dengan senyuman saja. Lalu, si kancil mulai menjelaskan masalah yang sebenarnya..
"Sebenarnya.. kacang yang kalian makan itu bukan kacang ajaib, melainkan kacang biasa yang aku pungut. Aku mengatakan itu sebagai kacang ajaib memang untuk mengelabui kalian, agar si pencuri yang sebenarnya bisa ditemukan".
"Bukankah aku pernah bilang, jika pencuri yang memakanya, maka akan tumbuh pohon kacang di atas kepalanya? Itu semua hanya akal-akalan ku saja. Aku berkata begitu, untuk menggertak si pencuri yang sebenarnya. Jika memang dia mencuri, pasti dia takut jika kepalanya tumbuh pohon kacang, maka dia akan ketahuan. Karena itu, dia tidak akan memakan kacang yang ku berikan.Sehingga dia tidak tahu bagaimana rasanya kacang yang ku berikan bukan?".
"Tadi masing-masing dari kalian sudah ku tanyai satu persatu secara terpisah, dan pertanyaan ku cukup simpel. Bagaimana rasanya kacang yang kau makan..?Dan jawaban tiga dari kalian sama, kecuali si Kuku. Dia menjawab salah karena dia memang tidak tahu rasanya, sebab dia tidak memakan kacangnya. Kacang yang kuberikan pada kalian, sebelumnya sudah ku lumuri Asam jawa, sehingga rasanya pasti sedikit asam. Namun si Kuku menjawab bahwa rasa kacang itu sungguh lezat, dan tidak merasakan apapun. Nah, dari situ seharusnya kalian sudah faham bukan? Aku sudah membantu masalah kalian dalam mencari pencurinya, namun masalah lainya, itu sudah bukan urusan ku. Ingat..!! Kalian itu keluarga. Sebesar apapun kesalahan saudara kalian, maka jangan pelit untuk memberi ma'af ketika mereka menyatakan menyesal dan meminta kesempatan. sampai jumpa lagi, aku mau cari makan dulu'. Kata si kancil sambil berlalu.
Setelah mendengar penjelasan si Kancil, tentu si Kuku menjadi sangat malu. Dan dia akhirnya menyatakan menyesal dan meminta ma'af kepada saudara-saudaranya. Dia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Sedangkan saudaranya akhirnya juga mema'afkan Kuku. Mereka ingat pada nasehat si Kancil, Bahwa sebuah keluarga tetaplah keluarga, meski terkadang mereka melakukan kesalahan, namun tidak ada salahnya memberi ma'af ketika mereka meminta ma'af dan menyatakan penyesalanya. Akhirnya setelah kejadian itu, empat bersaudara itu kembali hidup rukun, saling membantu, bergotong royong, dan menjadi lebih kompak.
Story by; Muhammad Rifai
Hikmah yang dapat dipetik: Adakalanya kita berbohong demi menutupi kesalahan sendiri dan menuding orang lain hanya demi lepas dari kesalahan. Namun harusnya kita juga sadar, Kebohongan tidak akan menyelesaikan masalah. Namun hanya menunda masalah tersebut hingga malah menjadi lebih besar lagi dikemudian hari. Dan sebuah keluarga, adalah tempat dimana kita bisa berbagi serta meminta pertolongan. Maka sebesar apapun kesalahan, jika itu masih saudaramu, maka ma'afkanlah ketika mereka meminta ma'af dan menyadari kesalahanya. Karena keluarga, adalah satu-satunya tempat mu untuk pulang. :)