Dongeng Persahabatn Bangau dan Anjing - Bangau dan Anjing adalah sepasang sahabat. Mereka sudah kenal sejak lama. Banyak waktu yang mereka habiskan bersama, bahkan mereka juga saling menolong satu sama lain. Namun meski mereka sudah bersahabat cukup lama, ternyata si anjing tidak mau tahu dan mengerti kebiasaan sahabatnya. Sehingga hal tersebut sering menimbulkan masalah-masalah kecil di antara mereka. Meski akhirnya si bangau yang mengalah agar masalah tidak menjadi panjang.
Begitulah.. Dua sahabat itu mencoba mengatasi setiap masalah yang mereka hadapi. Kadang rukun, kadang ribut, dan baikan lagi. Namun kata orang, kesabaran ada batasnya. Dan kali ini kesabaran si bangau sudah habis. Dia sudah cukup mengalah, tapi anjing tidak pernah mau tahu itu. Si bangau duduk di pinggir sungai, wajahnya termenung. Terlihat raut jengkel di wajahnya. Ternyata si kancil dari tadi memperhatikan tingkah laku si bangau. Kancil lalu menghampiri si bangau untuk mencoba menghibur.
"Ada apa bangau? Ada masalah lagi dengan si anjing?." tanya kancil.
"Haaahhh.. Iya cil.. Seperti biasa. Tapi kali ini aku sudah capek kalo harud ngalah terus. Si anjing juga tidak mau belajar dari masalah yang sudah-sudah." Jawab bangau.
"Memangya masalah kali ini apa? Sehingga kau bisa semarah itu?." Tanya kancil lagi.
"Kau tahu sendiri aku dan anjing sudah bersahabat cukup lama. Namun dia selalu saja memikirkan diri sendiri. Bahkan dia sama sekali acuh dengan kebiasaan sahabatnya."
" Kemarin siang, anjing mengundang ku untuk acara pesta ulang tahunya. Dia juga mengundang kawan-kawan anjing yang lain. Karena menghargai undanganya, aku sampai tidak mencari makan hari itu."
"Aku langsung datang ke rumahnya dengan perut kosong. Dan fikir ku, anjing akan menyediakan makanan khusus untuk ku."
"Tapi aku sangat kecewa.. Si anjing malah menyediakan sup, dengan wadah piring. Padahal dia tahu.. Aku tidak bisa makan sup karena paruh ku panjang dan lidah ku pendek." "Sedangkan anjing dengan acuh menghabiskan makananya hingga tak bersisa. Bahkan makanan ku akhirnya dia makan juga karena dikiranya aku tidak bisa menghabiskanya. Padahal perut ku sangat lapar, tapi aku tidak bisa makan." kata bangau mengakhiri ceritanya.
"Hmm.. Jadi intinya dia kurang peka dengan keadaan temanya? Sepertinya aku punya ide yang bisa membantu mu untuk menyadarkan si anjing.. Sini aku bisikan.. ." Kata kancil.
Akhirnya keesokan paginya, si bangau mengundang anjing untuk makan siang dirumahnya seperti saran yang dia dapat dari si kancil. Anjing yang terkenal cukup rakus, tentu saja sangat senang dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
"Wah.. Kebetulan aku sangat lapar. Aku akan makan sampai puas.. ." Fikir si anjing dalam hati. Dia berjalan dengan semangat menuju rumah si bangau.
Setibanya di rumah si bangau, dia disambut dengan ramah oleh si bangau. Dan dipersilahkan masuk untuk menunggu sebentar.
"Apa kau sudah lapar kawan?." Tanya bangau.
"Ya tentu saja.. Aku tadi langsung kemari tanpa sempat untuk sarapan. Cepat keluarkan makananya.. Aku sudah sangat lapar bangau..". Kata anjing dengan semangat.
"Baiklah.. Tunggu sebentar..". Kata bangau sembari masuk ke dapur. Beberapa saat kemudian, si bangau keluar dengan makanan. Dia membawa dua porsi makanan yang dia taruh di dalam wadah botol.
"Nah anjing sahabat ku.. Ayo kita makan sama-sama..". Kata bangau langsung makan dengan lahapnya. Dia tidak perduli pada tingkah laku si anjing yang sepertinya sedang kebingungan. Hingga beberapa saat kemudian, makanan si bangau sudah habis. Tapi dia melihat makanan si anjing masih utuh.
"Wah.. Apa kau tidak bisa menghabiskan makanan mu kawan? Apa kau sudah kenyang? Kalau begitu biar aku habiskan juga punya mu.. ." Kata bangau sambil mengambil makanan si anjing tanpa menunggu jawaban si anjing.
Merasa dirinya di hina, anjing langsung marah-marah. Dia mengumpat si bangau habis-habisan..
"Sahabat macam apa kau ini? Bagaimana bisa kau memberi ku makan dengan cara seperti ini? Bagaimana aku bisa kenyang kalau makan saja aku tidak bisa. Kau lihat..? Aku tidak punya paruh. Kenapa kau menghidangkan makanan di dalam botol. Mana bisa aku memakanya..?." Kata anjing penuh emosi.
"Hmm.. Jadi kamu kini sudah tahu pula bagaimana perasaan ku? Kemarin ketika di pesta mu, kau hidangkan sup di atas piring. Padahal kau tahu lidah ku tidak terlalu panjang untuk bisa makan sup. Kau kini tahu rasanya lapar? Seperti aku kemarin juga sama. Kini kau bilang aku bukan sahabat yang baik.. Lalu bagaimana dengan diri mu? Apa kau sudah merasa menjadi sahabat yang baik?." Jawab bangau.
Anjing terkejut mendengar jawaban si bangau. Kini dia tahu alasanya, kenapa beberapa hari ini si bangau marah padanya. Dan kini dia sadar, bagaimana perasaan si bangau. Sebagaimana yang dia rasakan kali ini. Si anjing terdiam. Dia merasa bersalah. Dan akhirnya, dia meminta ma'af pada si bangau atas semua perilakunya selama ini. Dia berjanji, mulai hari itu dia akan berusaha menjadi sahabat yang lebih baik. Yang mau mengerti dan juga saling mengerti. Si kancil yang melihat tingkah laku dua sahabat itu dari kejauhan, hanya bisa tersenyum lega karena kini semua masalah sudah terselesaikan dengan baik.
Story by: Muhammad Rifai
Hikmah: Terkadang kita terlalu egois dan memikirkan kesenangan sendiri tanpa berfikir akan perasaan orang lain. Kadang kita hanya mau terus-terusan di mengerti.. Tetapi kita sendiri acuh dan tidak mau belajar untuk saling mengerti.
Begitulah.. Dua sahabat itu mencoba mengatasi setiap masalah yang mereka hadapi. Kadang rukun, kadang ribut, dan baikan lagi. Namun kata orang, kesabaran ada batasnya. Dan kali ini kesabaran si bangau sudah habis. Dia sudah cukup mengalah, tapi anjing tidak pernah mau tahu itu. Si bangau duduk di pinggir sungai, wajahnya termenung. Terlihat raut jengkel di wajahnya. Ternyata si kancil dari tadi memperhatikan tingkah laku si bangau. Kancil lalu menghampiri si bangau untuk mencoba menghibur.
"Ada apa bangau? Ada masalah lagi dengan si anjing?." tanya kancil.
"Haaahhh.. Iya cil.. Seperti biasa. Tapi kali ini aku sudah capek kalo harud ngalah terus. Si anjing juga tidak mau belajar dari masalah yang sudah-sudah." Jawab bangau.
"Memangya masalah kali ini apa? Sehingga kau bisa semarah itu?." Tanya kancil lagi.
"Kau tahu sendiri aku dan anjing sudah bersahabat cukup lama. Namun dia selalu saja memikirkan diri sendiri. Bahkan dia sama sekali acuh dengan kebiasaan sahabatnya."
" Kemarin siang, anjing mengundang ku untuk acara pesta ulang tahunya. Dia juga mengundang kawan-kawan anjing yang lain. Karena menghargai undanganya, aku sampai tidak mencari makan hari itu."
"Aku langsung datang ke rumahnya dengan perut kosong. Dan fikir ku, anjing akan menyediakan makanan khusus untuk ku."
"Tapi aku sangat kecewa.. Si anjing malah menyediakan sup, dengan wadah piring. Padahal dia tahu.. Aku tidak bisa makan sup karena paruh ku panjang dan lidah ku pendek." "Sedangkan anjing dengan acuh menghabiskan makananya hingga tak bersisa. Bahkan makanan ku akhirnya dia makan juga karena dikiranya aku tidak bisa menghabiskanya. Padahal perut ku sangat lapar, tapi aku tidak bisa makan." kata bangau mengakhiri ceritanya.
"Hmm.. Jadi intinya dia kurang peka dengan keadaan temanya? Sepertinya aku punya ide yang bisa membantu mu untuk menyadarkan si anjing.. Sini aku bisikan.. ." Kata kancil.
Akhirnya keesokan paginya, si bangau mengundang anjing untuk makan siang dirumahnya seperti saran yang dia dapat dari si kancil. Anjing yang terkenal cukup rakus, tentu saja sangat senang dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
"Wah.. Kebetulan aku sangat lapar. Aku akan makan sampai puas.. ." Fikir si anjing dalam hati. Dia berjalan dengan semangat menuju rumah si bangau.
Setibanya di rumah si bangau, dia disambut dengan ramah oleh si bangau. Dan dipersilahkan masuk untuk menunggu sebentar.
"Apa kau sudah lapar kawan?." Tanya bangau.
"Ya tentu saja.. Aku tadi langsung kemari tanpa sempat untuk sarapan. Cepat keluarkan makananya.. Aku sudah sangat lapar bangau..". Kata anjing dengan semangat.
"Baiklah.. Tunggu sebentar..". Kata bangau sembari masuk ke dapur. Beberapa saat kemudian, si bangau keluar dengan makanan. Dia membawa dua porsi makanan yang dia taruh di dalam wadah botol.
"Nah anjing sahabat ku.. Ayo kita makan sama-sama..". Kata bangau langsung makan dengan lahapnya. Dia tidak perduli pada tingkah laku si anjing yang sepertinya sedang kebingungan. Hingga beberapa saat kemudian, makanan si bangau sudah habis. Tapi dia melihat makanan si anjing masih utuh.
"Wah.. Apa kau tidak bisa menghabiskan makanan mu kawan? Apa kau sudah kenyang? Kalau begitu biar aku habiskan juga punya mu.. ." Kata bangau sambil mengambil makanan si anjing tanpa menunggu jawaban si anjing.
Merasa dirinya di hina, anjing langsung marah-marah. Dia mengumpat si bangau habis-habisan..
"Sahabat macam apa kau ini? Bagaimana bisa kau memberi ku makan dengan cara seperti ini? Bagaimana aku bisa kenyang kalau makan saja aku tidak bisa. Kau lihat..? Aku tidak punya paruh. Kenapa kau menghidangkan makanan di dalam botol. Mana bisa aku memakanya..?." Kata anjing penuh emosi.
"Hmm.. Jadi kamu kini sudah tahu pula bagaimana perasaan ku? Kemarin ketika di pesta mu, kau hidangkan sup di atas piring. Padahal kau tahu lidah ku tidak terlalu panjang untuk bisa makan sup. Kau kini tahu rasanya lapar? Seperti aku kemarin juga sama. Kini kau bilang aku bukan sahabat yang baik.. Lalu bagaimana dengan diri mu? Apa kau sudah merasa menjadi sahabat yang baik?." Jawab bangau.
Anjing terkejut mendengar jawaban si bangau. Kini dia tahu alasanya, kenapa beberapa hari ini si bangau marah padanya. Dan kini dia sadar, bagaimana perasaan si bangau. Sebagaimana yang dia rasakan kali ini. Si anjing terdiam. Dia merasa bersalah. Dan akhirnya, dia meminta ma'af pada si bangau atas semua perilakunya selama ini. Dia berjanji, mulai hari itu dia akan berusaha menjadi sahabat yang lebih baik. Yang mau mengerti dan juga saling mengerti. Si kancil yang melihat tingkah laku dua sahabat itu dari kejauhan, hanya bisa tersenyum lega karena kini semua masalah sudah terselesaikan dengan baik.
Story by: Muhammad Rifai
Hikmah: Terkadang kita terlalu egois dan memikirkan kesenangan sendiri tanpa berfikir akan perasaan orang lain. Kadang kita hanya mau terus-terusan di mengerti.. Tetapi kita sendiri acuh dan tidak mau belajar untuk saling mengerti.
0 Comments